Kamis, 22 Maret 2012

Ultras Inter (Curva Nord)


Di Italia , kelompok suporter Ultras dikenal sangat fanatik dalam mendukung tim. Dalam beberapa tahun terakhir, kerusuhan baik di dalam maupun di luar stadion sering pecah di Italia. Banyak yang menganggap segala insiden tak lepas dari ulah kelompok suporter garis keras yang menamakan dirinya Ultras. Dengan segala fanatismenya, Ultras dianggap sering menimbulkan masalah hampir di setiap pertandingan, terlebih yang bernuansa rivalitas. Namun, ada hal menarik dari kehadiran Ultras di Italia. Sebagai pendukung klub yang paling loyal, Ultras ternyata memiliki hak suara untuk ikut menentukan kebijakan klub. Ultras di Italia juga cenderung lebih terorganisir, bahkan hampir menyerupai sebuah organisasi politik.

Diantaranya adalah suporter Inter Milan. Suporter Inter Milan ini disebut dengan Curva Nord. Curva Nord Inter terdiri dalam beberapa kelompok, mereka adalah Curva Nord 69, Boys S.A.N ( Squadre d’Azione Nerazzurre ), Ultras Inter, Viking Inter, Brianza Alcoolica, Irriducibili. 
  1.         Curva Nord 69 
Curva Nord 69 menjadi salah satu kelompok suporter yang paling disegani di Italia. Bukan hanya dari tindakan anarkis mereka di lapangan, tapi juga dari sisi positif. Sudah 40 tahun sejak 1969 mereka mengabdikan dirinya guna menyemangati setiap Inter bertanding. Jelas dengan usia setua itu, pengaruh mereka pun cukup kental. Bahkan, mantan kapten AC Milan, Paolo Maldini pun sempat mengakui loyalitas pendukung setia rivalnya itu. “Selama ini mereka memang kerap membuat kami khawatir di lapangan, namun saya mengakui loyalitas mereka,” kata dia.
    
      2.   Ultras Inter

Di Curva Nord, Ultras menjadi yang tertua ke dua setelah Boys S.A.N. Mereka berdiri sejak 1975 dengan nama Forever Ultras sebelum diganti pada 1995. Pelopornya adalah dua pemuda bernama Luciano dan Curzio, yang pertama kali memunculkan spanduk bertuliskan Forever Ultras di Curva Nord, tepat berdampingan dengan Boys S.A.N. Sejak 1997, Ivan Renato menjadi sutradara Ultras setelah meneruskan era kepemimpinan sebelumnya.

     3.   Viking Inter

Kelompok ketiga di Curva Nord ini terbentuk pada 1984. Viking juga dikenal sebagai salah satu pendukung beraliran sayap kanan paling loyal di Italia. Sayang, mereka kerap bersikap rasis. Kebetulan, Viking memang berhubungan sangat dekat dengan Blood & Honour Varese (kelompok suporter yang menolak anti-rasisme di sepak bola). Viking pun menjadi sangat menonjol di Curva Nord dengan indentitas bendera paling besar di antara suporter Ultras Inter lainnya.

  4. Brianza Alcoolica


Brianza Alcoolica (semangat Brianza) memang baru resmi didirikan pada November 1985. Namun, berbagai spanduk bertuliskan nama kelompok mereka sudah muncul beberapa tahun sebelumnya di Madrid, Spanyol. Dipelopori oleh beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan segala kekerasan Curva Nord, Brianza Alcoolica memisahkan diri dengan idealisme mereka untuk menciptakan hiburan di stadion. Mungkin karena itu pula Brianza Alcoolica menjadi kelompok dengan jumlah suporter paling sedikit di antara lima lainnya.

  5. Irriducibili
Irridubicili menjadi kelompok paling kontroversial di antara Ultras Inter lainnya. Berdiri sejak 1988, kelompok ini juga dikenal dengan nama “Skins” ini langsung membuat kericuhan dengan menyerang setiap pendukung lawan yang datang ke Giuseppe Meazza. Ciri khas Irridubicili adalah maskot seekor anjing hitam sebagai lambang kejahatan atau keonaran bernama Muttley. Dengan slogan “Non basta essere Bravi bisogna essere I migliori” (untuk menjadi yang terbaik, tidak cukup dengan bersikap baik), tak heran jika jika Irridubicili kerap berbuat onar di stadion. Bahkan mereka dengan terang-terangan mengaku setiap mendukung Inter, tak akan pernah lepas dari minuman beralkohol.



 




     

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management